Pesona Kampung Adat Cireundeu Sebagai Wisata Alam

https://www.foryoutour.co.id/ – Desa Adat Cireundeu merupakan salah satu desa wisata tradisional yang ada di Bandung. Keberadaan berbagai desa wisata mampu menghadirkan budaya tradisional dan kesenian daerah sunda. Wisata yang semakin populer dan banyak dikunjungi peminat bisa Anda temukan di beberapa daerah di Bandung. Desa Adat Cireundeu dalam bahasa Sunda sendiri berasal dari nama pohon reundeu yang pernah ditemukan di desa tersebut.

Pesona Kampung Adat Cireundeu Sebagai Wisata Alam

Daya tarik utama Desa Adat Cireundeu terletak pada Hutan Larangan dan Hutan Tutupan yang juga merupakan kawasan hutan lindung. Masyarakat adat Cireundeu yang terdiri dari 70 KK sangat peduli dalam menjaga Hutan Larangan atau hutan suci seluas 30 hektar, antara lain dengan tidak mengganggu atau merusak kelestariannya.

  1. Dibuat Sebagai Hutan Pertanian

Sedangkan dua hutan lainnya di kawasan Desa Adat Cireundeu yaitu Leuweung Tutupan merupakan hutan reboisasi dimana pohon dapat dimanfaatkan namun pohon penggantinya harus ditanam dan Leuweung Baladahan merupakan hutan pertanian yang digunakan untuk berkebun oleh warga sekitar.

  1. Sebagai Sumber Air Alami

Peninggalan zonasi sakral Hutan Larangan, Hutan Tutupan dan Babadahan dari nenek moyang mereka dianggap sebagai konsep ideal untuk menjaga keseimbangan alam yang harus dijaga. Masyarakat tidak pernah ikut campur dalam pengelolaan Hutan Larangan, atau biasa disebut masyarakat Sunda sebagai bumi gentong. Mereka membiarkan apa yang tumbuh di hutan terus tumbuh, sehingga tidak terjadi kelebihan air saat musim hujan atau kekurangan air saat musim kemarau.

  1. Hanya Orang Tertentu Yang Bisa Memasuki Hutan Terlarang

Tidak seorang pun diperbolehkan memasuki Hutan Larang, kecuali jika kondisi habitat rusak. Itupun hanya sebatas sesepuh atau sesepuh yang bisa masuk dengan syarat puasa mutih. Nantinya mereka akan mengganti tanaman yang sudah rusak dengan tanaman baru yang cocok. Upacara netepkeun regional terakhir dilakukan pada saat pembalakan liar pada tahun 2008 yang mengakibatkan rusaknya Hutan Larangan.

Fakta Tersembunyi di Kampung Adat Cireundeu

  1. Warganya mengikuti perkembangan zaman

Meski warga Kampung Adat Cireundeu Cimahi masih memegang teguh warisan leluhurnya, namun mereka tetap mengikuti perkembangan zaman dan teknologi, lho. Hal tersebut terlihat dari penggunaan berbagai peralatan teknologi yang tidak jauh berbeda dengan warga perkotaan. Selain itu kawasan ini juga bukan merupakan jenis desa dengan nuansa tradisional layaknya desa biasa. Suasana modern akan terlihat di sana, dengan berbagai bangunan permanen di sekitarnya disertai dengan jalan yang disemen.

  1. Dua Mata Air Suci di Desa Adat Cireundeu

Penduduk asli desa wisata ini mencukupi kebutuhan airnya dari mata air yang ada di lereng Gunung Gajah Langu yang diberi nama mata air Caringin. Sedangkan mata air lain yang juga sangat diandalkan oleh warga sekitar adalah mata air Nyi Mas Ende yang sangat sakral dan sakral. Mereka tidak mengizinkan wanita yang sedang haid mendekati lokasi mata air. Ini karena lokasinya dianggap sebagai sesuatu yang sangat disegani atau kabuyutan.

  1. Dianggap Air Suci

Kedua mata air di kawasan Kabuyutan atau Larangan tersebut tidak hanya dimanfaatkan oleh warga sekitar, tetapi juga umat Hindu di kawasan Cimahi dan Bandung. Karena dianggap sebagai mata air suci, maka air mancur Nyi Mas Ende digunakan sebagai tempat praktik pemurnian diri untuk membersihkan diri dari berbagai hal negatif setiap perayaan Melasti. Keberhasilan Kampung Adat Cireundeu sebagai destinasi wisata di Bandung dibuktikan dengan meraih penghargaan Ikon Apresiasi Pancasila dari Badan Pengembangan Ideologi Pancasila atau BPIP pada tahun 2019.