Deadline dari artikel ini lebih kurang sehari kembali dan.. disini saya, membuat artikel berkenaan keutamaan deadline. Aneh motivasi dan kreativitasku, karena mungkin prokrastinasi yang tidak juga stop.
Deadline dan Dampaknya Pada Kerja Barisan
Kembali lagi ke topik, deadline ialah suatu hal yang paling penting. Sebagai seorang siswa kita tentunya mempunyai masa lalu jelek yang terkait dengannya. Tetapi, sesudah lakukan penelitian ini, kelihatannya kita perlu mengucapkan syukur dengan deadline itu.
Artikel ini hari akan mengulas kenapa deadline dari guru demikian efisien dan langkah deadline memengaruhi kerja barisan. Baca terus yak!
Table of Contents
– Pengertian Deadline
– Lebih Efisien Bila Deadline Ditetapkan Sendiri (Intern) atau Ditetapkan oleh Lingkungan (External)?
– Ide dalam Dinamika Kerja Barisan
– – Temporal Consensus
– – Action Theory dan Factor Pribadi
– Ringkasan
Pengertian Deadline
Dengan bahasa Indonesia, deadline ialah tenggat waktu. Secara singkat, ini berarti batasan penghimpunan/pembuatan sebuah pekerjaan.
Biasanya, deadline selalu diperhitungkan oleh pemberi pekerjaan supaya logis dengan kesusahan tugas dan saat yang dibutuhkan. Dimulai dari pekerjaan yang memiliki tenggat waktu esok pagi sampai skripsi yang “tidak terlihat” deadlinenya.
Semua deadline itu tidak ditujukan untuk tekan beberapa siswa, tapi lebih buat memberi urgensi ke pekerjaan itu. Karena kalau tidak ada tenggat waktu, kemungkinan pekerjaannya akan kamu menunda kan?
Lebih Efisien Bila Deadline Ditetapkan Sendiri (Intern) atau Ditetapkan oleh Lingkungan (External)?
Dalam pengalaman berdinamika di sekolah, aku mendapati dua tipe deadline: deadline yang ditetapkan oleh lingkungan (external) dan yang dapat kita tetapkan sendiri (intern).
Tetapi, aku selalu rasakan jika deadline yang ditetapkan oleh lingkungan selalu lebih efisien. Rasanya seperti mereka lebih berikan motivasi serta lebih memaksakan, khususnya karena tidak dapat ditunda kembali.
Hal yang juga sama diketemukan oleh Dan Ariely dan Klaus Wertenbroch saat membuat jurnal berkenaan prokrastinasi, deadline, dan perform. Dari risetnya, mereka mendapati jika deadline yang diaplikasikan oleh lingkungan/external bisa dibuktikan lebih efisien dibanding deadline yang dibikin sendiri oleh beberapa simpatisan.
Hal yang juga sama diketemukan dalam perform barisan yang disuruh membuat batasan waktunya sendiri. Sama seperti yang diperhitungkan, barisan yang membuat deadline sendiri mempunyai kekeliruan yang semakin banyak dan penangguhan tugas yang semakin lama (Ariely dan Wertenbroch, 2002).
Ide dalam Dinamika Kerja Barisan
Saya mendapati ide sama yang jelas ada pada pekerjaan kelompokmu. Semua anggota barisan tentu punyai argumen mereka sendiri untuk tunda tugas mereka.
Peristiwa ini munculkan beberapa ide yang mainkan aspek khusus dalam selesainya pekerjaan itu. Supaya lebih gampang, kupikir lebih bagus jika kita membuat skenario yang memberikan dukungan.
Tanggal 1 Januari, kamu dan kelompokmu yang dengan anggota 5 orang disuruh membuat pekerjaan yang hendak dipresentasikan pekan kedepan. Sebagai anggota barisan, kamu memilih untuk membagikan pekerjaan dan memberi deadline kecil untuk tiap sisi yang ditangani. Teori perlu usai pada 3 Januari, masukkan semua teori ke ppt tanggal 4 Januari, dan semua usai pada 6 Januari.
Seperti aktivitas kerja barisan yang umum, tentunya bakal ada anggota langsung usai dan ada yang membuat h-1 walau tugas mereka banyak. Tetapi, di tanggal 7 Januari, semua usai dan rapi, tidak seperti barisan tetangga yang belum menuntaskan apa saja.
– Temporal Consensus
Ide yang hendak pertama kalinya terlihat ialah Temporal Consensus, yakni pengetahuan semua anggota barisan pada faktor temporal atau waktu pada pekerjaan mereka.
Seperti keutamaan deadline, waktu penuntasan pekerjaan, dan pacing/ interval pembuatan yang maksimal (Gevers et al., 2009). Ide ini terpusat pada langkah kita menyaksikan waktu, deadline, dan kecepatan pembuatan kita.
Tanpa dia, kita akan salah jalan dalam pembuatan karena destruksi, masalah, atau prokrastinasi karena sudut pandang berkenaan saat yang buruk. Secara singkat, ide ini akan tentukan berapa cepat pekerjaanmu dapat usai
Jika kelompokmu kekurangan temporal consensus yang seragam, dapat diibaratkan jika mereka mempunyai pemahaman yang berbeda mengenai deadline. Kemungkinan mereka:
– Memandang pekerjaannya sepele
– Mempunyai jadwal yang lain dipandang lebih bernilai
– Atau memanglah tidak merencanakan untuk kerjakan pekerjaan itu.
Ini bawa kita ke ide yang ke-2 , yakni action theory dan factor pribadi.
– Action Theory dan Factor Pribadi
Menurut Hacker (2003), Action theory berpendapat jika seorang tidak lakukan pekerjaan sama seperti yang disuruh, tapi mereka mendeskripsikan ulangi pekerjaan mereka berdasar opsi, kesempatan, dan kebatasan yang dipunyai.
Sebagai contoh, saat kamu dikasih pekerjaan untuk membikin ppt dan membereskannya kemungkinan, kamu kemungkinan membuat PPT dengan design orisinal dan aesthetic karena kamu menyaksikan kesempatan untuk memperlihatkan kekuatan desainmu. Kemungkinan kamu sedang terbatas satu waktu dan tenaganya, hingga kamu membuat design yang minimalis dan cepat usai.
Kerja hasil dan proses mereka ini, semua dikuasai oleh action theory punya Hacker.
Disamping itu, masing-masing anggota barisan tentunya mempunyai pendekatan yang lain ke deadline. Ada ketidaksamaan individu dalam pemahaman akan waktu (Bartel dan Milliken, 2004), langkah mereka membagikan saat yang dipunyai untuk menangani deadline, atau etika berkenaan keakuratan waktu kecepatan, dan ketaatan pada deadline (Janicik dan Bartel, 2003).
Toh, kita tidak tahu jumlahnya deadline yang lain dipunyai pribadi itu, yang menurut dia lebih bernilai dibanding pekerjaanmu itu.
Ringkasan
Deadline sebagai ide yang dapat datang dari diri kita atau lingkungan. Diketemukan jika deadline yang diputuskan dari lingkungan lebih efisien dibanding yang diaplikasikan diri kita (Ariely dan Wertenbroch, 2002).
Walau demikian, deadline tidak ditanggung untuk sanggup menggerakkan sebuah barisan untuk menuntaskan pekerjaan secara cepat.
Ini diterangkan oleh ide temporal consensus, (pemahaman pribadi/barisan pada semua yang terkait sama waktu) dan Action Theory (factor pribadi).
Topik ini bagus sekali dan berkaitan dengan masa kini ini, sayang riset belakangan ini terlampau terpusat di COVID-19. Berharap dikenang factor budaya dan etika masyarakat yang sanggup mempengaruhi factor pribadi secara berarti. Demikian dan terima kasih.
kunjungi juga hipnoterapi jogja